teng..teng.teng..
aku
termenung dengan kejadian tadi pagi. disini aku duduk sendiri dengan ditemani
oleh segelas Orange jus. pikiranku masih tertuju dengan kejadian tadi pagi,
hingga pada akhirnya si Andy mengagetkan ku.
BUKK..
“Ndy,
kenapa nggak sekalian tuh buku dibuang aja gih ke kotak sampah !” kata ku kesal
“Ah,
sorry-sorry. Aku lagi kesel nih gara-gara disuruh ngulang nih bahasa inggris”
“Apa
susahnya sih tinggal buka kamus atau tuh Paman google?”
“Nah
itu masalahnya, Hp aku lagi nggak ada pulsany. trus, Kamus aku hilang”
“Huft,
y udah lah. mana sini aku yang kerjaiin”
“Weeittss,
stop ini masalah cowok. so biar aku yang akan ngerjaiin nya sendiri” jawabnya
dengan bangganya.
tumben nih orang nggak mau dibantuin,
biasanya..
tapi penasaran juga sejauh mana nih
orang mampu bertahan dengan pelajaran yang paling dibencinya ini. aku terus
melihatnya yang sedari tadi memasang wajah kesusahan. nggak tega sih, tapi mau
gimana lagi.
“Mer..”
katanya dengan lembut
“Ya?
udah nyerah?”
“Nggak
koq, aku Cuma mau bilang jangan ngelihatin aku segitunya dong. aku kan jadi
nggak konsen ngerjaiinnya.”
“Eh,
kiraiin mau ngomong apa. biasa aja deh Ndy..”
“Kamu
nya yang biasa. tapi aku kan..”
“Aku
kan apa?”
“Udah
lah. pokoknya jangan ngelihatin sampe nggak berkedip gitu.”
“iya,
iya”
ada-ada aja nih anak, banyak banget
alasan. oh, ya gimana ya keadaan kak Ale dan kak Dion sekarang. masih
bertengkar atau udah baikan ya?
Tanpa
ku sadari ternyata dilapangan basket telah bersiri lah kak Ale dan kak Dion
yang sedang entah berdebat tentang apa. aku tertarik dengan kejadian tersebut,
tetapi tiba-tiba akhirnya sih Andy akhirnya menyerah mengerjakannya sendiri.
dan terpaksa aku lebih menolong Andy terlebih dulu.
ditempat kak Ale dan kak Dion sekarang..
“Sebenarnya
gue nggak suka kalau keadaannya terus begini” Ujar kak Ale tegas
“Terus
mau Loe gimana?”
“Kita
selesaikan ini dengan tanding basket aja. gimana?”
“...”
diam tak menjawab sepatah kata pun
“Kenapa
loe diam? takut? kalo gitu loe bisa nyerah sekarang.” kata kak Ale dengan nada
yang sedikit meniggi.
“Oke,
gue terima”
“Siapa
nih yang mau jadi wasitnya?” Ujar kak Dion kepada para siswa yang sedang
mengerumuni tempat tersebut.
“Gimana
kalo gue aja.” kata seorang siswa tersebut
“Oke
ayo kita mulai. yang kalah harus mau mengalah dari masalah ini.” kata kak Dion
“Udah
lah ayo kita mulai aja”
pertandingan
Basket ini pun dimulai. aku masih sibuk membantu sih Andy ngerjaiin tugas ini.
sesekali aku melihat ke arah lapangan Basket. aku ingin mendekat tetapi nih
kerjaan tanggung kalo mau mau di tinggalkan.
udah
setengah pertandingan mereka bermain, dan skor masih berimbang. Hingga pada
akhirnya pertandingan selesai dengan kemenangan diraih oleh kak Dion. tepat
waktunya tugas Andy pun selesai aku kerjakan. segera saja aku berlari ke ara
lapangan basket untuk melihat apa yang sedang terjadi di lapangan basket.
aku
kaget sesampainya disana, betapa kesalnya kak Ale saat itu. aku mencoba
mendekatinya, tetapi kak Ale langsung pergi dan tak menyadari akan kehadiranku.
aku terdiam karena tak mengerti apa yang sedang terjadi sekarang.
“Ada
apa ini?” kata ku yang bersuara sangat kecil.
kak
Dion yang meyadari kehadiran ku langsung berjalan ke arah ku.
“Mary..”
kata kak Dion dengan nada yang ragu.
“Ada
apa ini sebenarnya? bukannya kalian itu teman? koq malah jadi gini?”
“Mary,
sebenarnya...”
“hem,
kak sorry sebaiknya aku kejar kak Ale dulu..” kata ku sambil berlari mengejar
kak Ale.
Kak
Dion hanya bisa diam dan tak tahu mau berbuat apa.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar