Kamis, 03 Mei 2012

Last Memory ! (Part 1)


“Kapan ya seorang pangeran akan datang kehadapan ku sambil membawa setangkai bunga mawar” bicaraku di dalam hati.
            kadang aku iri dengan keadaan ini, semua sahabatku dengan mudahnya mendapat kan “tambatan hati”. Sahabat ku Ria selalu bilang kalau cinta itu nggak perlu dicari, karena jika jodoh maka cinta lah yang akan mempertemukan kalian. setiap mendengar kata-kata itu aku hanya bisa diam sembari menundukkan kepala.
            “Mary ?”
kayak ada yang memanggilku, aku pun menegakkan kepalaku sambil berkata “Ya”
aku tak mengenalnya, tapi koq bisa dia tahu namaku?
orang asing dari mana nih. cakep sih, putih, gaya nya juga keren, hem..siapa nih?
           
           “Siapa ya?” tanyaku
            “Haha, bagus deh nggak salah orang, aku Dion teman Kakak kamu” jawabnya santai
            “Kakak ?” sambil memasang tampang heran
            “Iya, Ale ..” sembari senyum dan mengambil tempat posisi untuk duduk didepan ku.
kenalan kak Ale koq nyariin aku. apa aku buat masalah? seingatku hari ini aku belum buat masalah deh dengan kak Ale (belum?)..
            “Ada apa ya kak? koq nyariin aku, bukannya nyariin kak Ale?”
            “Sebenarnya nggak ada apa-apa koq, tadi aku nggak sengaja lewat di depan resto ini dan saat itu aku teringat kalo Ale bilang hari ini adalah Ulang tahun kamu. jadi sekalian mampir aja ke sini. nggak boleh nih?”
            “HEH?”
            “Koq kaget? oh ya sebelumnya nih (sembari mengeluarkan setangkai bunga mawar)”
ini..
yahhh..
apakah ini pangeran yang engkau berika untuk ku ya tuhan?
            “Kata Ale kamu senang banget dengan mawar putih. jadi aku bawakan kamu itu sebagai tanda awal dari pertemuan dari kakak” katanya dengan tersenyum yang semakin buat aku Dag-Dig-Dug.
(sambil mengambilnya)
            “Kakak koq baik banget? padahal kitakan baru pertama kali bertemu.” tanyaku
            “Ale sering cerita tentang adik kecilnya ke kakak, kakak jadi penasaran sama adik yang jadi kebanggaan “seorang” Ale ini.”
aku kembali terdiam sambil melihat ke arah bunga mawar tersebut.

Keesokan paginya..
Betapa senangnya hatiku. baru aja kemaren ngebayangin kapan ya pangeranku datang, eh, saat siangnya pangeran ku datang juga. Emang sih masih harapan belaka, tapi bagaimana pun juga itu kan tanda kalo emang kak Dion itu utusan dari tuhan?.
GUBRAK..
aduh, sakit. salah nih aku kenapa jalan sambil ngelamun. nggak berani ngelihat orangnya.
            “Bisa bangun?”
eh? nih suara nggak asing. ini suara kak Tyo? kayaknya bukan deh, kak Tyo kan nggak mungkin ada disini. mungkin kak Ale? tambah nggak mungkin suara kak Ale nggak sebagus ini. Lantas siapadong? dengan takut-takut aku mencoba meneggakan kepalaku.
            “Eh, Kak Dion?” dengan ekspresi kaget
            “Haha, nggak apa-apa kan?”
            “Oh, nggak apa-apa koq. kakak koq ada disini?” tanya ku heran dengan tangan yang asyik membersih kan seragam.
aku melihat ke arahnya. heran? iya. kaget? sedikit. ini seragam sekolah ini kan? tapi kan seumur-umur aku sekolah disini nggak pernah tuh ketemu kak Dion.
            “Kakak baru pindah ke sekolah ini” jawabnya yang memecahkan keheningan.
            “Kenapa pindah? nggak betah dengan sekolah yang lama ya?”
            “Itu karena...”
belum sempat kak Dion ngejawab munculah kak Ale dari sisi belakangku. Kak Ale langsung merangkulku, ya jelas membuat aku kaget.
            “Apaan sih kak !” dengan nada kesal sembari lepas dari rangkulannya, dan akhirnya terlepas.
            “Haha, santai aja deh chuby (sambil mencubit-cubit pipiku).”
lepas dariku pandangan kak Ale langsung menatap ke arah Kak Dion.
            “Oh, kamu Di, jadi juga kamu pindah kesini”
            “Iya, aku nggak pernah main-main kan dengan ucapanku”
            “Yakin omongan mu itu selalu benar?” kata Kak Ale dengan tatapan mata yang tajam.
            “...”
ada apa nih? koq gaya bicaranya ngaco gini. katanya teman koq kayak musuhan ya.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar